MMC Kobar - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melaksanakan Penilaian Lomba Gerakan Sayang Ibu (GSI) Tingkat Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2024, Selasa (27/8). Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 27 Agustus s/d 12 September 2024.
Kegiatan dilaksanakan di 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Arut Selatan, Arut Utara, Kumai, Pangkalan Banteng, Pangkalan Lada dan Kotawaringin Lama.
Penilaian GSI dihadiri Tim Penilai Lomba GSI dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kobar, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) perwakilan Kobar dan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Dinas P3AP2KB, kader GSI, penyuluh KB, PKK, aparatur kecamatan, kepala desa, kepala puskesmas dan bidan.
GSI adalah suatu gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) karena hamil, melahirkan, dan nifas, serta penurunan Angka Kematian Bayi (AKB).
Kepala Dinas P3AP2KB Kobar melalui Kabid Pemberdayaan Perempuan (PP) Sudarwanto mengatakan bahwa Lomba GSI ini dilaksanakan setiap tahun guna memotivasi tiap desa/ kelurahan agar tertib dokumentasi administrasi setiap aktivitas yang mendukung pelaksanaan GSI di desa/kelurahan, sehingga tidak sekedar melaksanakan kegiatan.
“Diharapkan seluruh desa/kelurahan bisa memenuhi 12 kriteria Gerakan Sayang Ibu (GSI), sehingga Angka Kematian Ibu dan Bayi serta jumlah Stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat menurun,” kata Sudarwanto.
Sementara itu Ketua Ikatan Bidang Indonesia (IBI) Kobar, Hj. Siti Zakiah selaku Tim Juri Lomba GSI menyampaikan bahwa GSI merupakan kerjasama lintas sektor, bukan hanya tanggung jawab bidan.
“Oleh karena itu kecamatan, kelurahan/desa, puskesmas dan masyarakat agar dapat bersinergi dengan baik menjaga kesehatan seorang ibu agar darinya terlahir generasi-generasi penerus bangsa yang sehat. GSI juga merupakan salah satu upaya pencegahan stunting dengan memperhatikan kesehatan dan kecukupan gizi ibu dan anak,” tutur Siti Zakiah.