MMC Kobar – Media massa adalah sarana komunikasi baik tertulis, siaran, atau lisan yang menjangkau khalayak baik melalui televisi, radio, iklan, film, internet, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Peran media massa sendiri sangat besar bagi persebaran informasi yang ada.
Saat ini, masyarakat secara terus-menerus dibombardir dengan pesan dari banyak media massa mulai TV, radio, website, media sosial dan sebagainya. Pesan-pesan tidak hanya mempromosikan produk, tetapi juga berita terkini yang sedang terjadi di masyarakat.
Media massa tidak hanya berperan untuk menginformasikan tentang berita politik atau bisnis, namun juga beberapa berita kriminal, aktor, penyanyi, dan elit sosial lainnya. Media massa dapat berperan sebagai sarana dalam mempromosikan ideologi politik kepada publik, baik yang hadir melalui pemerintah atau partai politik.
Namun, kehadiran media massa tetaplah didedikasikan untuk menjadi sumber informasi paling utama dalam masyarakat. Media massa menyajikan pesan kepada publik secara cepat dan menjadi sarana paling diandalkan oleh masyarakat untuk mengakses informasi apapun.
Untuk itulah, Kodim 1014 Pangkalan Bun mengadakan kegiatan komunikasi sosial dengan Aparat Pemerintah di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dengan mengusung tema “Pemanfaatan media sosial di era digital” dengan Narasumber Kepala Diskominfo, Statistik dan Persandian Kobar Rodi Iskandar dan Sekretaris Kesbangpol Kobar Imam Wahyudi, bertempat di Makodim 1040/pbn pada Kamis (16/6).
Kegiatan tersebut dibuka oleh Mayor infanteri edi sucipto yang merupakan Kasdim 1014. Hadir dalam kegiatan tersebut Lurah, Kepala Desa se-Kabupaten Kobar serta jajaran Kodim 1014/pbn.
Dalam sambutannya, Kasdim 1014 menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan agar dapat mengetahui bahaya dari media sosial di era digital. “Semoga melalui kegiatan ini kita dapat mengetahui dan memilah mana berita yang hoax dan tidak agar penyampaian informasi kepada masyarakat sesuai dengan fakta yang terjadi,”ujar Edi Sucipto.
Lebih lanjut, Kepala Diskominfo Rody Iskandar juga memaparkan tentang media sosial (medsos) untuk pengembangan wawasan kebangsaan. Dalam paparannya Rody menyampaikan mengenai demografi medsos, penggunaan media sosial baik facebook, instagram, twitter dan kanal medsos lainnya serta dampak yang ditimbulkan dalam penggunaan medsos itu sendiri.
Kecanggihan tekhnologi khususnya media sosial di era digital dapat membuat perubahan perilaku masyarakat yang berpotensi terjadinya pemetaan pada demografi, geografi, sosial budaya, politik pada pengguna informasi seperti intelijen, pemerintah, pelaku pemilu, pengusaha, militer, criminal dan lain sebagainya.
Terkait medsos dalam pengembangan wawasan kebangsaan, tren isu “Pancasila” sangat menarik dibicarakan dikalangan Gen Y dan Z dengan segala narasi kritikal yang mereka ungkapkan di media sosial.
“Kritik dari kalangan kontra pemerintah menyangkut Pancasila biasanya dihubungkan dengan ketidakadilan yang muncul dalam isu-isu besar yang sedang hangat,”ungkap Rody.
“Narasi pemerintah cenderung dilakukan oleh aktor dari kalangan Buzzer, terlihat dari massif dan terorganisasikannya tagar terkait Pancasila, khususnya saat ada kampanye atau sosialisasi narasi tertentu,”lanjut beliau.
Rody mengatakan bahwa salah satu strategi optimalisasi media sosial untuk wawasan kebangsaan antara lain hindari penggunaan Buzzer dan Bot, dan buat program yang langsung melibatkan gen Y dan Z yang mengajak mereka untuk berpikir, mengusulkan dan bersama pemerintah mewujudkan gagasan dalam Pancasila secara actual.
“Upayakan agar gen Y dan Z itu sendiri yang aktif membicarakan wawasan kebangsaan mereka melalui isu-isu actual di media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, YouTube dan Tiktok,”pungkas Rody mengakhiri paparannya.
Pada saat yang sama, Sekretaris Kesbangpol Imam Wahyudi juga memberikan paparan mengenai bahaya radikalisme di kalangan media sosial. (Dsy/ Diskominfo Kobar).