Visi dan Misi
Visi : “GERAKAN MEMBANGUN KOTAWARINGIN BARAT MENUJU KEJAYAAN DENGAN KERJA NYATA DAN IKHLAS”
Misi :
Arti Warna Lambang Kabupaten Kotawaringin Barat:
Arti / Maksud Lukisan dalam Lambang
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki pesona wisata yang mampu menarik wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Salah satu tujuan wisata yang telah dikenal di dunia internasional, yaitu Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). TNTP merupakan lokasi pertama di Indonesia sebagai pusat rehabilitasi orangutan. Terdapat tiga buah lokasi untuk pusat rehabilitasi orangutan yaitu, Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey. Jenis satwa langka endemik dan dilindungi yang terdapat di TNTP antara lain: orangutan (pongo satyrus), bekantan (nasalis lavartus), lutung merah (presbytis rubicund rubida), dan beruang (helartos malayanus).
Sebagai salah satu destinasi wisata dunia, pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting terus mengalami peningkatan setiap tahun. Namun, terjadinya bencana kabut asap yang berkepanjangan pada tahun 2015 menyebabkan turunnya jumlah wisatawan yang berkunjung. Walaupun demikian, pasca kabut asap jumlah wisatawan kembali meningkat pada tahun 2016 menjadi 15.091 pengunjung.
Hotel sebagai salah satu penunjang wisata juga tersedia dengan berbagai pilihan, baik hotel bintang maupun non bintang. Pada tahun 2016, terdapat 45 usaha akomodasi, dengan jumlah kamar sebanyak 1.044 dan jumlah tempat tidur sebanyak 1.493. Dari 45 hotel/losmen yang tersedia terdapat 2 hotel bintang yang telah beroperasi di Pangkalan Bun yaitu Swiss Bell Inn dan Grand Kecubung. Destinasi wisata lain yang dapat dikunjungi diantaranya :
Kunjungi website Dinas Pariwisata Kotawaringin Barat : http://dispar.kotawaringinbaratkab.go.id
Meskipun terjadi penurunan jumlah tenaga medis dokter di tahun 2016, namun rujukan penduduk Kotawaringin Barat untuk berobat jalan di fasilitas kesehatan masih terbilang tinggi. Di wilayah pedesaan, praktik dokter/bidan sebagai rujukan berobat mencapai 34,34 pesen, sementara di wilayah perkotaan sebesar 30,84 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar untuk menggunakan tenaga kesehatan terdidik sebagai penolong kesehatan utamanya di wilayah perdesaan. Selain itu, berdasarkan data hasil Survei Susenas tahun 2016, puskesmas/pustu mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebagai rujukan masyarakat untuk berobat yaitu sebesar 40,95 persen.
Keberhasilan pemerintah daerah dalam program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduknya. Usia harapan hidup ditentukan oleh besarnya angka kematian bayi di suatu kabupaten/kota. Jika dilihat, selama kurun waktu 3 tahun, angka harapan hidup di Kotawaringin Barat mengalami peningkatan hingga di tahun 2016 mencapai 70,21 tahun. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemerintah menurunkan angka kematian bayi melalui berbagai program kesehatan, seperti imunisasi dan perbaikan lingkungan perumahan.
Jumlah penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat berdasar hasil proyeksi penduduk terhadap data Sensus Penduduk 2010 adalah 286.714 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 3,23 persen. Komposisi penduduk Kotawaringin Barat didominasi oleh penduduk muda/ dewasa. Dari piramida penduduk tersebut kelompok penduduk laki-laki yang termasuk angkatan kerja atau usia 15 tahun keatas jumlahnya lebih besar dibanding penduduk perempuan di usia yang sama.
Selama kurun waktu 3 tahun (2014-2016), kepadatan penduduk di Kotawaringin Barat tidak mengalami perubahan yang berarti. Dengan luas wilayah sekitar 10.759 km2, maka setiap km2 dihuni penduduk kurang lebih sebanyak 26 sampai 27 orang. Kecamatan Arut Utara memiliki luas wilayah terbesar kedua setelah kecamatan Kumai dan memiliki angka kepadatan penduduk paling kecil dibanding kecamatan lain, yaitu 7 jiwa/ km2.
Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Hal ini ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya lebih besar dari 100. Pada tahun 2016, untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 113 penduduk laki-laki.
Menurut kelompok umur, penduduk usia produktif tercatat 70,04 persen. Hal ini menunjukkan sebagian besar penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan penduduk usia produktif.
(sumber : kobar dalam angka 2017).