MMC Kobar – Kecamatan Arut Selatan menggelar kegiatan Mini Loka Karya Penanganan Stunting Lintas Sektor pada Selasa (5/11), dengan melibatkan berbagai pihak untuk membahas langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan stunting. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran Puskesmas sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Dalam mini loka karya ini, beberapa agenda penting dibahas, antara lain memastikan pendataan menyeluruh bagi sasaran, memastikan setiap sasaran memperoleh layanan, memanfaatkan intervensi yang diberikan, serta memastikan semua pelaksanaan pendampingan tercatat dan dilaporkan secara tepat.
Kegiatan yang digelar di Aula Kecamatan Arsel ini dihadiri perwakilan dari Kecamatan Arut Selatan, Koramil, Ketua PKK Arut Selatan, Dinas P3A-P2KB, Kelurahan dan Desa, Puskesmas, dan Dinas Kesehatan.
Upaya Pencegahan Stunting
Beberapa upaya yang disepakati untuk mencegah stunting di antaranya adalah pemenuhan kebutuhan gizi sejak masa kehamilan, pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan, pemberian MPASI sehat, pemantauan tumbuh kembang anak, serta menjaga kebersihan lingkungan. Berdasarkan data dari Kecamatan Arut Selatan, tercatat sebanyak 358 balita dari tujuh kelurahan dan tiga belas desa di wilayah tersebut mengalami permasalahan gizi.
Untuk menanggulangi hal ini, Dinas P3A-P2KB, bekerja sama dengan pihak kecamatan dan desa/kelurahan, berupaya mencukupi kebutuhan protein bagi balita dengan menyediakan program pemberian makanan tambahan. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp100.240.000, di mana setiap anak akan mendapatkan makanan tambahan senilai Rp40.000 (dikurangi pajak dan biaya operasional) selama tujuh hari berturut-turut.
Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pencegahan Stunting
Dalam sambutannya, Camat Arut Selatan mengungkapkan bahwa pencegahan stunting di wilayahnya memerlukan pendekatan kolaboratif dari berbagai pihak, mulai dari tingkat desa hingga KUA.
“Edukasi bagi calon pengantin sangat penting agar mereka siap memasuki pernikahan dengan mental, moral, dan ekonomi yang baik untuk mencegah terjadinya perceraian dini yang dapat berdampak pada pemenuhan gizi anak,” ungkapnya.
Pihak Puskesmas dan bidan desa juga didorong untuk memberikan edukasi gizi kepada ibu hamil agar anak-anak lahir dengan nutrisi yang cukup. Selain itu, posyandu memiliki peran penting dalam pemantauan tinggi dan berat badan bayi di Kecamatan Arut Selatan agar setiap anak aktif mengakses layanan kesehatan sesuai jadwal.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program nasional "Asta Cita" yang digagas Presiden Prabowo, yang salah satu fokusnya adalah pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Sebagai isu strategis, stunting menjadi prioritas nasional yang menekankan peningkatan daya ekonomi orang tua, terutama yang terdampak kasus stunting, serta pemberantasan kemiskinan.
Camat Arut Selatan berharap, melalui kerja sama lintas sektor yang berkelanjutan, status gizi anak-anak di wilayahnya dapat terus meningkat, sehingga ke depan dapat terbebas dari ancaman stunting. (Fauji)